CERITA MENARIK DARI WONDERWOMEN KEBERSIHAN
Minggu
pagi yang cerah tanggal 14 Februari 2016. Kantorpos Lubuklinggau bersama MAS GERI mulai menggantikan tugas para petugas
kebersihan. Adapun akronim dari “Mas Geri” yaitu Memilih dan mendulang arti, Aksi
bersih tanda peduli, Silaturahmi
membuka hati, berbaGi sEnyum dan ceRIta pagi. Kebersihan yang dilakukan dari jam 05.30 wib sampai jam
08.00 wib ini dilaksanakan di sekitar jalan protokol Kota Lubuklinggau.
Kegiatan ini dilaksanakan untuk menjalankan program “Pos Indonesia Bergerak
2016” yang salah satu tujuannya adalah untuk menimbulkan rasa empati terhadap
para petugas kebersihan serta menyadari peran penting mereka dalam kehidupan
sehari-hari.
Selesai
membersihkan jalan protokol, kami
beristirahat dan duduk bersama sambil berbagi cerita suka dan duka. Ibu
Marhayati (50) salah satu
petugas kebersihan dengan senang hati menceritakan
kisah menariknya selama menjadi petugas kebersihan di Kota Lubuklinggau. Beliau
bertugas saat pagi dan sore hari. Di hari biasa beliau mulai bekerja dari jam
10.00 wib sampai dengan jam 14.00 wib, setelah itu dilanjutkan sore
harinya dari jam 16.00 wib sampai 17.30
wib dan khusus untuk hari Minggu beliau bertugas dari jam 07.00 pagi sampai jam
12.00 siang. Perbulannya beliau mendapat penghasilan Rp 1.000.000,00 yang mana
tidaklah cukup untuk menambah penghasilan di keluarganya. Tetapi, beliau tetap
bersyukur dengan nikmat yang beliau dapatkan selama ini. Beliau bekerja sebagai
petugas kebersihan dari tahun 2006. Dan selama 10 tahun bekerja, beliau selalu
merasa senang dalam menjalankan pekerjaannya, tidak pernah mengeluh karena yang
terpenting bagi beliau hanyalah kesehatan masyarakat dan kebersihan Kota
Lubuklinggau.
Ibu
Marhayati tidak sendirian,
ada 4 orang lagi yang
juga bertugas seperti beliau yang
berbagi cerita bersama kami. Yang pertama Ibu
Haliya (56) yang sudah bekerja menjadi petugas kebersihan kota dari tahun 1990.
Pada saat itu beliau diberi upah sebesar Rp 45.000,00 perbulannya. Ibu dari
lima anak ini pernah mendapatkan penghargaan dari Walikota Lubuklinggau karena
lamanya beliau mengabdi untuk kebersihan dan keindahan Kota Lubuklinggau. Untuk
selanjutnya yaitu Ibu Asna Dewi (44) yang mulai bekerja bersamaan dengan Ibu
Marhayati. Tidak jauh beda dengan Ibu Marhayati, beliau juga sangat menikmati
pekerjaanya sebagai petugas kebersihan. Selanjutnya Ibu Sarikem (60) beliau
menceritakan bahwa apa yang beliau kerjakan adalah suatu keikhlasan untuk
mendapat ridho Allah semata. Saat ini beliau belum memiliki tempat tinggal
tetap, masih menumpang di rumah warga yang beralamatkan di Perumnas Tanjung
Aman Kota Lubuklinggau. Beliau ingin sekali memiliki rumah sendiri, tetapi
kerasnya hidup di kota dan biaya kebutuhan ekonomi yang semakin meningkat
membuat keinginannya belum tersampaikan. Beliau bekerja dari tahun 1990 saat
kota Lubuklinggau masih menjadi bagian dari Kabupaten Musi Rawas. Dan yang
terakhir yaitu Ibu Asana (45), beliau adalah tipe orang yang tidak terlalu
banyak bicara, hanya beberapa hal yang beliau share kepada kami yaitu tentang lokasi yang mereka bersihkan tidak
tetap dan tidak menentu, semua tergantung jadwal dari Kepala Dinas.
“Kami cuman pengen
agar setiap
wong
jago
kebersihan dilingkungannyo. Jangan buang sampah baseng bae, kan dah ado tempat sampah dipinggir jalan”, ucap Bu Asana.
“Pak kalo
orang Pos sering dak buang sampah sembarangan, karena hari ini dah ikut kami
kerjo, besok pacaklah buang sampah di tempatnyo”, ujar Ibu Sarikem sambil tersenyum dan diikuti suara
tawa kami bersama.
Harapan mereka masyarakat Kota Lubuklinggau dapat menjaga
kebersihan kota sehingga keindahan Kota akan
terwujud. Selain itu, mereka juga berharap agar
pemerintah bisa lebih memperhatikan kesejahteraan mereka sebagai petugas
kebersihan.
Mereka juga sangat
berterimakasih kepada Kantorpos Lubuklinggau karena dengan adanya kegiatan ini,
pekerjaan mereka
jadi lebih ringan dan
merasa dianggap “ada” karena sudah mengikutksertakan mereka semua dalam kegiatan
yang sangat bermanfaat ini. “Agek kalu ado kegiatan
cak ini lagi, bolehlah kami diundang lagi Pak”,
jelas Bu Haliya dengan logat Sumateranya yang kental.
Diakhir pertemuan kami mengucapkan terima kasih kepada
ibu-ibu petugas kebersihan dan memberikan bingkisan serta uang yang tidak
seberapa dibandingkan rasa terima kasih kami atas pekerjaan yang selama ini
dilakukan mereka. Dengan perasaan senang
mereka menerima dan mengucapkan terima kasih, sejenak suasana terasa haru bagi
kami semua.
Dari
rangkaian cerita ibu-ibu petugas kebersihan, ada baiknya kalau kita lebih sadar
akan kebersihan di lingkungan sekitar. Karena kalau bukan kita siapa lagi.
Semua berawal dari diri kita sendiri,
sudah saatnya kegiatan Pos Indonesia Bergerak menjadikan Indonesia bebas sampah
di 2020.
Nice post, things explained in details. Thank You.
BalasHapus